27 September 2021

Positif Tapi Negatif

My! My! Time flies! One step and we're on the moon, next step into the stars

---Enya, My! My! Time Flies

Waktu ialah penanda proses kehidupan. Hari demi hari terlewat begitu saja. Waktu terasa cepat berlalu. Momen-momen perjalanan hidup yang tak tersulam. Seakan-akan hidup tak berpesan dan berkesan. Banyak langkah yang terlupakan. Seakan-akan melangkah tanpa tapak. Tak terasa tahun ini sudah tiba di bulan September.

Akhir Juni lalu harus menghadapi tantangan besar. Dan benar memang, sepandai apapun seekor tupai melompat pasti akan terjatuh. Lengan pandemi akhirnya mendekap lingkaran terdekat saya. Saya dan beberapa anggota keluarga dinyatakan positif terjangkit Covid-19. Selama pandemi saya selalu berusaha untuk menjalankan macam-macam eM eM eM eM dan ada juga yang nambahin Be Be Be dan lain-lain. Saya tidak tahu tertular dari siapa. Tapi ada kecenderungan dari rekan kerja. Satu per satu rekan kerja dinyatakan positif setelah swab antigen. Hasil swab antigen saya negatif. Namun swab PCR berkata lain. Saat sakit kondisi tubuh saya tidak terlalu parah. Hanya beberapa hari saja mengalami batuk ringan. Saya menjalani isolasi mandiri di rumah selama 30 hari. 

Sekarang saya telah melihat sisi-sisi seorang penderita Covid-19. The scary side, the not so scary side, and the unpleasant side.

The unpleasant

Isolasi mandiri di rumah, sendirian. Selama pandemi serumah hanya dengan adik sepupu yang kerja di Surabaya. Karena harus isolasi maka sepupu saya harus ngungsi. Lama isolasi minimal 10 sampai 14 hari. Karena ga bisa keluar rumah, semua harus serba delivery. Satgas Covid di lingkungan perumahan sangat baik dan membantu dengan mengirim makanan, obat dan sembako. Bantuan dari satgas covid hanya 2 minggu saja. Selepas 2 minggu mesti cari makan/sembako sendiri.

Minum obat dan vitamin setiap hari. Setiap hari tiga kali minum obat, vitamin, dan suplemen lainnya. Waktu itu harus minum ivermectin, methisoprinol, vitamin C D E, probiotik imun, obat batuk ditambah kumur dengan betadine serta nasal washing dengan cairan infus NaCL. Untuk nutrisi setiap kali makan, wajib ada 1 butir telur rebus. Jadi setiap hari mesti masak telur rebus. Konsumsi telur mungkin ada hampir 3kg selama isolasi dirumah. Ditambah buah-buahan. Sehabis bangun dan sarapan cek suhu tubuh dan saturasi oksigen.

I'm basically not keen on attracting attention. Semenjak keluar hasil positif covid jadi harus kasih info ke banyak orang. Di keluarga, lingkungan rumah, dan di kantor. Beberapa anggota gereja juga sempat tahu kalau saya positif covid. Banyak yang mengontak lewat WA atau telepon langsung. Males sih harus nanggepin satu-satu. Jadi kayak banyak yang memonitor gitu. Ga hanya attention ya, mereka yang tahu juga suka ngasih info-info tentang pengobatan/terapi covid. Well some of them are still questionable or unproven. Jadi kadang di iya-in aja deh.

Routine testing. Swab PCR mandiri secara berkala. Ya lumayan IDR 800ribu per minggu. Swab PCR 4 kali baru hasilnya negatif. Di lab ngantri lama, nunggu hasilnya 2-3 hari baru keluar. 

The not so scary

Stay at home, more exercise, more rest

The scary

Death and entrails, post covid situation

I don't know what to write this moment. Currently it's a shitstorm... Probably gonna edit this entry later... Or not

Thanks for reading

Tidak ada komentar:

Posting Komentar