02 Desember 2020

Fuck it, I'll build my PC anyway (Chapter 4)

 More Complications :(

Cerita merakit PC masih berlanjut. What happened was heartbreaking moments, bad news. Jadi PC nya sudah dipakai browsing, nonton video, diinstall beberapa program, dan sudah dibuat main game juga. Suatu sore PC saya nyalakan, waktu itu PC saya tinggal menyala dalam beberapa jam. Sebelum saya tinggal, PC saya pakai tanpa ada tanda-tanda bermasalah. Everything was fine and dandy.  Waktu akan saya pakai lagi, PC kelihatan dalam kondisi sleep/stand-by. Monitor mati, semua kipas mati dan lampu indikator power berkedip-kedip. Beberapa tombol keyboard saya tekan tidak ada respon. Tombol power dan reset juga tidak ada reaksi. I was sweating profusely. Beberapa kali kejadian trouble dengan PC dan tubuh saya menanggapi dengan berkeringat. Tiba-tiba rasanya gerah banget.

Setelah merenung sejenak, pencarian solusi dilakukan. Solusi pertama reset BIOS. Saya lepas PSU dan GPU kemudian pin reset CMOS dijumper untuk mereset BIOS. Pin reset CMOS dijumper selama kurang lebih selama 5 detik. GPU saya pasang lagi dan hanya kabel-kabel PSU yang saya sambungkan ke motherboard, CPU, GPU, dan SATA. PSU sengaja tidak saya pasang di dudukan agar bisa melihat bagian dalam PC. Hasilnya lebih menyeramkan. Tombol power saya tekan namun tidak ada kipas yang menyala dan lampu indikator power juga tidak menyala. Tapi ada momen singkat yang saya amati. Terlihat CPU cooler menyala kemudian mati dalam waktu sangat singkat sekali. Kipasnya bergerak seperti berdenyut 1 kali. Dan hanya terjadi saat sekuen pertama kali menyalakan PC. Kabel power PSU dicolok, switch PSU dinyalakan, dan terakhir tombol power ditekan. Setiap kali sekuen ini saya lakukan hal itu terjadi. So, dari temuan ini saya kira PC gagal menyala karena PSU tidak memiliki cukup daya untuk menyuplai komponen-komponen PC. Saya tes sekali lagi lagi dengan melepas kabel GPU walaupun GPU masih duduk di soket PCIe. Hasilnya semua kipas menyala (termasuk kipas GPU cooler) dan lampu indikator power menyala dilanjutkan dengan muncul suara beep beep beep beep dari speaker casing dan lampu indikator power GPU berkedip. Ini salah satu tanda kalau GPU tidak mendapat cukup daya untuk menyala. Saat dalam kondisi menyala saya pasang kabel power GPU, yang terjadi adalah PC langsung mati dan indikator power berkedip. Saya simpulkan bahwa ini adalah problem di PSU, mungkin karena seharusnya dengan GPU ini saya harus pasang PSU dengan power lebih dari 750W dan ketika benchmarking, PSU mengalami stress karena GPU menarik daya maksimal dari PSU. Dan diputuskanlah untuk membeli PSU baru dengan daya 850W. Beberapa minggu setelah trouble muncul tibalah PSU yang baru. Are we happy now? NO. PC is still doing fuck all. 

"Oi oi oi,,, ya got me new PSU mate. An just plug me all these filthy cables eh. Fuck off will ya. Twasn't the PSU ya bloody wanker", my PC said to me

Pencarian solusi terus berlanjut. Dari info-info yang berhasil dihimpun dari berbagai macam sumber, ada indikasi GPU yang mengalami kerusakan. Meskipun kipas GPU cooler menyala bukan berarti GPU bisa berfungsi dengan baik. Daripada capek mengurai GPU lagi, maka beli lagi GPU second. Dan terbukti sesudah GPU lain dipasang, PC berhasil menyala dan berjalan dengan baik. Fiuhh...


Beli lagi :'O

Akrilik udah jadi neh






Tapi lobang thumbscrew nya meleset semua

But wait, there's more!!

Jangan khawatir masih ada problem lagi. Walaupun komputer bisa dipakai dan berjalan normal, ada masalah lain yang perlu ditanggapi. Saat beroperasi, CPU ini memiliki maksimum temperatur di 95degC. Dengan bantuan MSI Afterburner dan HWmonitor, saya memperoleh kinerja yang tidak memuaskan. Setiap kali dipakai di beban menengah sampai tinggi, selalu mencapai temperatur maksimum. Dimana yang termasuk kategori beban menengah adalah gaming dengan setting medium sampai high. Dan yang termasuk golongan beban tinggi adalah CPU stress test, benchmarking, dan gaming dengan setting paling tinggi. Saat dipakai gaming, MSI Afterburner menunjukkan performa CPU di 95degC dengan tegangan core 0.9-1.0V dan CPU clock 3600-3800Mhz. Dan HWmonitor menunjukkan performa yang hampir sama saat benchmarking dan stress test. Default BIOS setting untuk tegangan core dan CPU clock adalah Auto. Saya coba buat konstan di 1.2V@3800Mhz. Komputer bisa menyala tetapi saat dibenchmark temperatur mencapai 100degC dalam waktu singkat dan komputer langsung mati (thermal shutdown).

Hal pertama yang saya lakukan adalah mengatur ulang aliran udara. Di dalam casing ada 3 kipas (2x120mm dan 1x80mm). Dalam casing yang sumpek ini cable management lumayan rumit. Di antara kipas depan dan motherboard ada sekumpulan kabel yang menghambat aliran udara. Saya dapat ide untuk memasang 2 kipas secara seri di sisi depan dan samping casing. Dimana sisi depan untuk masuknya udara dan samping untuk membuang udara. Kipas di sisi samping terletak berdekatan dengan CPU cooler, sehingga membantu membuang udara panas dari CPU. Kabel juga saya atur ulang agar tidak menumpuk di tengah casing. Hasilnya temperatur CPU tetap mencapai maksimum tetapi temperatur motherboard menjadi lebih baik.

Langkah berikutnya adalah mengganti thermal paste dan mengencangkan kembali CPU cooler. Ada kemungkinan hantaran panas kurang maksimal dari heatspreader CPU ke heatsink CPU cooler karena thermal paste kurang atau heatsink kurang menempel heatspreader. Dan disinilah akar permasalahan tersebut diketemukan. Ternyata saya lupa melepas plastik di bagian heatsink yang seharusnya menempel di heatspreader.

Troublemaker


Untungnya plastik ini tidak meleleh diatas CPU. Walhasil temperatur CPU tidak lagi mencapai maksimal dalam kondisi apa pun. Saya putuskan untuk mengeset CPU di 1.15V@3800Mhz agar menjaga temperatur CPU dibawah 90degC. Ke depan akan saya pertimbangkan untuk mengganti CPU cooler dengan liquid cooler.

>>----$$And Now We Are Happy$$----<<

Parsec

Sedikit tentang Parsec gaming. Remote desktop dengan aplikasi ini cukup bagus. Hanya saja tidak seperti Splashtop. Parsec mengharuskan PC tersambung dengan sebuah monitor, walaupun monitor tersebut tidak menyala. Agar muncul kursor di layar, maka harus ada mouse yang konek dengan PC. Kalau Splashtop hanya perlu PC saja (tanpa monitor dan mouse) yang menyala dan tersambung dengan internet. Framerate bisa disetting di Parsec sampai 240Hz, dengan catatan apabila Parsec gagal di frekuensi tersebut, dia akan mengembalikan setting ke Default yaitu 60Hz. 

More Benchmarking

Division 2
Cinebench
Heaven Benchmark Basic
Furmark 720p

Tidak ada komentar:

Posting Komentar